Rabu, 21 Januari 2009

1 PERAK, 2 PERUNGGU DI POMNAS Ke-10 BANJARMASIN

Pegulat Unesa kembali mempersembahkan medali. Pada kejuaraan POMNAS Ke-10 diBanjarmasin, dari 5 atle yang dikirim, Basuki Rachmat, Rias, Budi, Amang, dan Rijal tiga diantara mereka berhasil memboyong medali. sedangkan dua atlet lainnya masih kurang beruntung, ketidak beruntungan itu disebabkan karena lawan tanding yang cukup tangguh, belum pernah terkalahkan di kelasnya. Kedua atlet ini, Rijal dan Amang perlu diberikan latihan khusus dan terpadu agar POMNAS berikutnya bisa memboyong medali, Ujar Tutur Jatmiko pelatih UKM Gulat Unesa.
Rasa kecewa atas kegagalan Amang dan Rijal mempersembahkan medali dapat terobati oleh tiga atlet lainnya yaitu Basuki Rachmad meraih medali Perunggu di kelas 51 Kg Nomor Grego, Budi meraih medali Perak di kelas 60 Kg Nomor Grego, dan Rias meraih medali Perunggu di kelas 96 Kg Nomor Bebas. Kesuksesan itu diraih dengan perjuangan yang luar biasa hebatnya. Mengapa tidak mengingat lawan tanding mereka adalah orang-orang yang sudah melalang buana dikejuaran tingkat nasional seperti PON,Kejurnas, bahkan ditingkat Asia. Prestasi ini tidak akan berhenti sampai di sini saja, kami akan berjuang terus hingga nanti bisa mewakili Indonesia dikanca Internasional Ujar Tutur jatmiko pelatih UKM Gulat Unesa.

Kamis, 15 Januari 2009

SEJARAH GULAT


SEJARAH :

Pada tahun 2500 SM cabang olahraga Gulat telah menjadi suatu mata pelajaran di suatu sekolah di Negara Cina dan sekitar tahun 2050 SM gulat juga dipelajari oleh orang-orang Mesir. Sejak Olympiade Kuno, gulat telah menjadi suatu acara pertandingan, walaupun acara tersebut diadakan di dalam acara Pentahlon.Pada Olympiade I tahun 1896 di Athena gulat Gaya Yunani-Romawi menjadi suatu acara pertandingan tersendiri. Pada Olympiade III tahun 1904 di St Louis Amerika Serikat, acara pertandingan gulat hanya untuk gaya catehras catch can saja.

Sedangkan pada Olympiade IV tahun 1908 di Inggris mengadakan pertandingan gulat untuk dua gaya yaitu Yunani-Romawi dan catehras catch can. Peraturan gulat Internasional baru diadakan pada Olympiade XI tahun 1936 di Berlin Jerman.

Sejak sebelum Perang Dunia II, Indonesia sudah mengenal sudah mengenal gulat Internasional , gulat ini dibawa oleh tentara Belanda. Tahun 1941 – 1945 sewaktu Indonesia diduduki tentara Jepang, seni beladiri Jepang seperti Judo, Sumo dan kempo masuk pula ke Indonesia, sehingga gulat secara berangsur-angsur menjadi hilang. Pada tanggal 7 Pebruari 1960 didirikan sebuah organisasi gulat amatir Indonesia dengan nama Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI). Pertama kali gulat dipertandingkan di PON V tahun 1961 di Bandung. Tahun 1962 pada Asian Games IV di Jakarta, Indonesia menurunkan pegulat-pegulatnya secara full team , mulai dari kelas 52 kg sampai dengan 97 kg, namun prestasi para pegulat kita belum menggembirakan, Indonesia hanya meraih 2 medali perunggu melalui gulat Mujari (kelas 52 kg) dan Rachman Firdaus (kelas 63 kg) yang keduanya bertanding dalam gaya Yunani-Romawi. Dan sejak pembentukannya tahun 1960, PGSI telah banyak melakukan kegiatan baik local, nasional maupun Internasional.

PERATURAN PERTANDINGAN :

Sesuai dengan umur, olahraga gulat dibagi dalam kelompok sebagai berikut :

1. Gulat Mini : 6 – 12 tahun

2. Gulat anak-anak : 13 – 16 tahun

3. Gulat Yunior : 17 – 20 tahun

4. Gulat Senior : di atas 20 tahun

Pertandingan olahraga gulat dilakukan di atas matras berukuran 12 x 12 meter sesuai dengan peraturan gulat Internasional dari Fila yang sudah disyahkan oleh PB. PGSI. Selama bertanding pegulat harus memakai baju gulat Internasional (wrestlingsuit) sesuai dengan warna dari sudut mana dia berada, biru atau merah. Wasit berada di atara kedua pegulat di lingkaran tengah, pada waktu pegulat tinggal diam beberapa saat maka wasit berteriak “open” agar daerah serangan dibuka untuk memberi kesempatan pada lawan melakukan serangan. Untuk perintah melakukan serangan wasit berteriak “action” dan “contact” jika pegulat tidak melaksanakan perintah wasit, maka wasit akan menghentikan pertandingan dan memberikan peringatan.Setelah Olympic Games tahun 1964 di Tokyo, Jepang, waktu pertandingan menjadi 3 x 3 menit jatuhan, sebelumnya pertandingan berlangsung selama 12 menit. Pegulat dinyatakan kalah jatuhan bila pundaknya mengenai lantai dalam hitungan 10 (sepuluh).Olahraga gulat mempertandingkan 2 macam gaya yaitu gaya bebas dan gaya Yunani-Romawi dan masing-masing meliputi kelas-kelas :

1. kelas 48 kg 6. kelas 74 kg

2. kelas 52 kg 7. kelas 82 kg

3. kelas 57 kg 8. kelas 90 kg

4. kelas 62 kg 9. kelas 100 kg

5. kelas 68 kg 10. kelas 100 kg + (over + 100 kg)

Susunan organisasi PGSI berbentuk piramida dan vertical, berjenjang mulai dari perkumpulan-perkumpulan, pengurus Kabupaten/Kotamadya, kota (Administratif), Propinsi sampai tingkat Pusat. Masa kepengurusan besar paling lama 4 tahun dan pengurus cabang 2 tahun.Sumber : Buku Petunjuk dan Data Olahraga Nasional oleh KONI pada Tahun 1986.

Sabtu, 10 Januari 2009

SALAM OLAHRAGA


Asslkm... dan salam olahraga!!!

Gulat adalah kontak fisik antara dua orang, di mana salah seorang pegulat harus menjatuhkan atau dapat mengontrol musuh mereka. Tekhnik fisik yang ditunjukkan dalam gulat adalah joint lock, Clinch fighting, Grappling hold, dan Leverage. Tekhnik ini dapat menyebabkan luka yang serius. Banyak gaya gulat yang diketahui dunia dan mempunyai sejarah yang panjang, dan olahraga gulat sudah menjadi olahraga olimpik lebih dari 100 tahun. Universitas Negeri Surabaya (UNESA) adalah Salah satu Universitas yang ikut mendukung perkembangan Gulat Indonesia. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gulat merupakan bukti peranan Unesa dalam mengembangkan olahraga gulat di Indenesia.

Pada akhir tahun 2008 ada beberapa prestasi yang telah dipersembahkan oleh UKM Gulat Unesa, antara lain Ukm Gulat Unesa dipercaya untuk mewakili masyarakat Jawa Timur dalam Pra dan pada saat PON XVII Kaltim kemari. dua atlet yang berasal dari Unesa ini bernama Basuki Rachmad (ang 2004), dan Woini (ang 2006). Basuki Rachmad dan Woini dalam pra PON XVII yang berlangsung di Papua berhasil mendapat tiket atau meloloskan diri dari kualifikasi PON XVII KALTIM. Dalam kualifikasi ini mereka berhasil menorehkan prestasi terbaik mereka dengan meraup mas di kelasnya masing-masing. Sumua itu di dapatkan dengan perjuangan yang sangat besar dan latihan yang keras serta disiplin tentunya.

UKM Unesa juga ikut serta dalam kejuaraan Mahasiswa se-Indonsia yang berlangsung di Semarang pada Desember 2008 kemarin. meskipun UKM gulat hanya mampu membawa pulang 2 medali Perunggu akan tetapi rasa kebersamaan dan kekeluargaan mampu meredam kekecewaan atas minimnya prestasi terakhir kemarin. Hal ini merupakan sesuatau yang wajar di karenakan pada saat sepulang dari PON XVII Kaltim kemarin atlet UKM Gulat unesa memutuskan untuk istirahat guna memperbaiki kondisi setelah kejuaraan. setelah agak lama tidak berlatih datanglah Undangan Kejuranas Gulat antar mahasiswa ini, dan itupun dua minggu sebelum kejuaraan berlangsung. oleh sebab itu persiapan yang sangat minim dan tidak adanya latihan yang intensif membuat minimnya perolehan medali pada kejurnas kemarin.

Tapi merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya (Imam) dan Hendri, sebagai pendatang baru dalam cabang olahraga gulat saya dan hendri bisa meraih satu kemenengan dari lawan-lawan kami. walau dalam kejuaraan ini kami belum bisa meraih medali, kami sudah merasa puas mengingat menimnya pengalaman kami akan kejuaraan gulat, menang sekalipun merupakan prestasi yang luar biasa yang harus ditingkatkan kedepannya nanti. Besar harapan saya utuk turut serta dalam kejuaraan POM NAS di Palembang nantinya. Guna menambah jam terbang dan menjadi yang terbaik dalam kejuaraan ini nanti aminn...!!!.